Eko Budiono, Memulai Usaha Sablon yang Berkembang Menjadi Percetakan Sederhana

Eko budiono, merupakan pengusaha percetakan sederhana, usaha yang sudah berjalan beberapa tahun tersebut diawali dengan usaha sablon terlebih dahulu, Usaha sablon yang dilakoni adalah sablo untuk stiker dan kaos, usaha tersebut dibuka dirumahnya sendiri yang berada di desa Gagaksipat, dan kebetulan juga merupakan tetangga penulis. Diawal usaha sablon tersebut  bapak dua naka ini dibantu oleh seorang saudaranya. Orderan sablon yang didapat tidak langsung dalam skala besar, tetapi dalam menentukan orderan dia menentukan batas minimal. Biasanya orderan didapat  dari even atau acara – acara yang ingin memesan kaos seragam dan stiker, kadang kaos untuk pendukung partai tertentu juga dibutanya.
Usaha yang dijalaninya tidak selalu mulus, pernah juga usaha tersebut jatuh bangun, pernah suatu saat order sablon datang dalam skala besar, ketika orderan sudah selesai 75 % tiba – tiba order tersebut batal karena yang  acara yang memesen padanya batal diselenggarakan karenya yang punya acara melarikan diri entah kemana tidak ada kabarnya, dan akibatnya adalah Eko harus merugi. Eko pun sadar bahwa dalam setiap usaha tidak akan selalu mulus sesuai apa yang di kehendaki, pasti ada tantangan yang harus dihadapi untuk menuju yang dikatakan sukses.
Beberapa tahun berjalan dengn usaha sablon tersebut, Eko memberanikan diri untuk mengembangakan usahanaya kebidang percetakan sederhana. Percetakan tersebut dinamainya Percetakan Rega, yang diambil dari nama anak pertamanya. Uasaha percetakan tersebut dimulai dengan membeli mesin cetak dimana dana yang didapatkan untuk membeli mesin tersebut berasal dari akumulasi laba yang ditabungnya dari usaha terdahulu.
Usaha percetakan tersebut melayani pembuatan kartu nama, undangan, LKS (Lembar Kerja Siswa), soal ujian, dll,. Orderan sering didapat dari tetangga maupun orang ynag menghendaki membuat undangan pernikahan, sunatan, ataupun dari sekolah – sekolah yang biasanya menginginkan untuk mencetak buku materi pelajaran , buku LKS (Lembar kerja Siswa), maupun soal – soal ujian. Dengan membuka usaha percetakan, Eko juga membuka lapangan pekerjaan bagi tetangganya, karena usaha percetakan umumnya membutuhkakn banyak tenaga kerja, seperti desain, editor, pengontrol penyetakan, penyusunan lembaran – lembaran hasil cetak agar terurut sesuai halaman, finishing,dll.  Sampai sekarang total pekerja yang bekerja bersama eko sekitar 10 orang.
Proses penyetakan bisa dicontohkan sebagai berikut, pelanggan datang dan bermaksud membuat undangan resepsi, pelanggan tersebut bisa datang dengan membawa konsep undangan sendiri maupun juga bisa meminta untuk didesainkan undangan, disinilah pekerjaan desainer undangan dilakukan, yaitu menyusun konsep undangan sesuai permintaan, setelah di setujui rancangan undangannya, jenis font dan warnanya, kemudian dicetak, setelah dicetak kemudian hasil cetakan deserahkan pada bagian finishing untuk melipat dan merapikan undangannya.
Untuk pesanan LKS, biasanya Eko sudah menerima draft LKS tersebut dari guru yang bersangkutan dan tinggal dicetak, setelah dicetak maka hasil cetakan diserahkan pada bagian penyusunan buku, dalam penyusunan buku ini dilakukan penyusunan lembar – lembar cetakan menjadi susunann yang sudah terurut sesuai halaman, setelah itu di serahkan pada bagian finishing untuk du jilid dan di rapikan pinggiran bukunya agar rapi.
Harapan pemilik usaha ini kedepan adalah bisa mengembangkan usahanya lebih luas lagi dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkannya

0 komentar:

Posting Komentar